Harianlabuanbajo– Kasus Pengadaan mesin pengolahan limbah bahan bahaya beracun (B3) atau Incenerator di Desa Nggorang, Kecamatan Komodo Manggarai Barat, NTT dilidik Kejaksaan Negeri Manggarai Barat.
Pasalnya, fasilitas penghancur limbah medis yang dihibah Kementerian KLHK kepada Ditjen Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Beracun Berbahaya kini mubazir dan tak berfungsi lagi. Selain itu, terdapat pula sebagian fasilitas yang rusak dan hilang.
Perihal tersebut, Kejaksaan Negeri Manggarai Barat mulai melakukan pendalaman dan penyelidikan terhadap proyek yang menghabiskan anggaran senilai 6,9 Miliar rupiah.
Kepala Kejari Mabar, melalui Kasi Intel Tony mengatakan pembangunan tempat pengolahan B3 dan pengadaan incenerator itu merupakan proyek Kementerian, Pemerintah daerah hanya penerima manfaat, baik provinsi maupun kabupaten.
“Pengadaan semuanya ada di Pusat. Mulai dari proses tender, pemilihan pelaksana sampai dengan pembayaran PHO dan FHO ada di sana semua” katanya, Kamis 27 Juli 2023.
Terkait dengan kerusakan dan beberapa barang yang hilang di lokasi tempat limbah B3, pihaknya masih dalam proses penyelidikan.
Tony mengungkapkan, ada beberapa barang penting dan penunjang yang hilang dan rusak sehingga tempat pengolahan limbah B3 tersebut tidak bisa berfungsi lagi.
“Kita baru mau mendalami, memang kita sudah dapat keterangan bahwa ada beberapa barang yang hilang. Indikasi kerugian negara ada. Tapi nanti yang hitungkan bukan kewenangan kami, nanti ada tim ahlinya yang akan menghitung itu atau auditornya. Terkait dengan hilangnya itu, entah karena pencurian atau kesengajaan, kita belum dalami” ujarnya.
Dalam kasus tersebut, Kejari Mabar dalami dua (2) jenis kegiatan, yakni pengadaan mesin Incenerator dan rumahnya, dengan total anggaran Rp 6,9 Miliar.
“Kami sudah memeriksa 6 orang untuk dimintai klarifikasi, termasuk PPK dari Kementerian, pelaksana belum. Pernah dilakukan uji coba saat banyak limbah Covid-19, tapi setelah itu tidak berfungsi karena memang awalnya person belum siap, orang yang mengelola itu tidak ada” tutupnya.
Pantauan media, jalan masuk menuju bangunan incenerator itu telah ditumbuhi semak belukar. Rumput liar juga menjalar di sebagian tembok bangunan.
Sejumlah jendela kaca dan pintu bangunan itu juga sudah pecah. Beberapa bagian temboknya juga terlihat mulai retak.