“Padar ini merupakan kawasan konservasi, jadi yang diutamakan disini adalah keberlangsungan konservasinya dibanding jumlah kunjungan. Jadi harus tetap dikontrol secara jumlah maupun kualitas. Itu yang kita lakukan melalui aplikasi.” Ucapnya.
Sebelumnya keberadaan NG dikritik oleh salah seorang pengunjung yang disampaikan melalui sebuah video tiktok. Dalam sebuah rekaman Video viral berdurasi 3,16 menit beredar luas di akun tiktok JRS-Pictures.
Video itu diberi judul “Labuan Bajo tidak layak menjadi destinasi super prioritas jika petugas pemandu di Padar seperti ini”.
Apakah ranger itu hanya menjaga di pos saja dan tidak mengkawal wisatawan saat hendak menaiki Puncak Pulau Padar? Tanya seorang wisatawan dalam video tersebut.
Menanggapi pertanyaan sang wisatawan, para petugas ranger memberikan alasan bahwa memang ranger tidak mengkawal wisatawan ketika menaiki Pulau Padar.
Si wisatawan kemudian mempertanyakan soal tiket biaya jasa pemandu. Namun lagi-lagi para ranger menjelaskan bahwa di titik-titik tertentu menuju view point Pulau Padar memang telah tersedia penjaga.
Rupanya si wisatawan belum puas, karena dalam tiket tertera biaya jasa pemandu bukan jawa penjaga.
Kesal mendapati jawaban seperti itu si wisatawan terus berusaha menjelaskan soal biaya pemandu dan penjaga yang merupakan dua hal berbeda.
Karena itu keduanya sempat berdebat terkait hal tersebut. Menurut si Wisatawan, tiket pemandu seyogianya diperuntukkan untuk memandu para tamu, bukan menjadi di pos-pos tertentu.