Harianlabuanbajo.com|Namanya Pulau Medang, Desa Batu Tiga, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Kawasan tersebut hanya diisi oleh puluhan lebih kepala keluarga. Kondisinya pun masih cukup asri, jauh dari suasana hiruk pikuk Ibu Kota Labuan Bajo.
Banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya sebagai nelayan di sana. Tak heran jika berkunjung ke pulau kecil itu banyak dijumpai menu makanan dari laut.
Sayangnya, pulau itu harus terbelenggu oleh keterbatasan listrik yang bisa digunakan. Bertahun-tahun lamanya warga belum merasakan sinar di malam hari. Pucuk dicinta ulam pun tiba, warga muslim pulau Medang mendaulatkan Romo Beny Jaya sebagai Ketua Panitia Lebaran bersama.
Acara ini bertepatan dengan peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di pulau Medang, Rabu, 3 Mei 2023 lalu. Jauh sebelum acara Lebaran bersama dan peresmian PLTS itu, warga setempat mendaulat Romo Beny Jaya sebagai Ketua Panitia acara.
Bagi mereka, berkat Romo Beny Jaya membuat warga pulau Medang bisa menikmati listrik.
“Kami selaku warga Desa Batu Tiga mengucapkan banyak terima kasih atas permohonan kami selama ini untuk pengadaan tenaga surya yang walaupun sistemnya prabayar tetapi sangat membantu sekali bagi kebutuhan kami sehari-hari. Kami sebagai salah satu pelanggan sangat-sangat terima kasih atas hadirnya PLTS,” kata Jemm salah satu pelanggan PLTS, Rabu 3 Mei 2023 lalu.
Ia menuturkan, sebelumnya warga biasanya menggunakan mesin genset yang harus menyisihkan uang untuk menutupi biaya Bahan Bakar Minyak (BBM) demi penerangan pada malam hari.
Belum lagi listrik hanya beroperasi dari pukul 6 petang hingga 10 malam atau hanya 4 jam. Namun saat listrik tenaga surya masuk ke pulau itu, kebutuhan listrik mereka mulai dapat terpenuhi.
“Yang saya ambilkan 1000 W dan untuk 1000 wat ini kami atur waktunya untuk penggunaan misalnya mesin cuci, kulkas dan malamnya itu kami sudah bisa menyalakan tv dan untuk penerangan malam hari,”katanya.
Dengan listrik tenaga surya ini, Jemm mengatakan jam operasional listrik juga lebih lama dibandingkan mesin genset, yakni selama 24 jam, sehingga warga lebih leluasa beraktivitas pada malam hari.